
KOMPAS.com – Hujan meteor Alpha Centaurids akan menghiasi langit Indonesia saat mencapai puncaknya pada Sabtu (8/2/2025) hingga Minggu (9/2/2025). Hal ini dikonfirmasi oleh Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin. “Ya, awal Februari ini ada hujan meteor Alfa Centaurids yang puncaknya 8-9 Februari,” ujarnya, kepada Kompas.com, Jumat (7/2/2025). Baca juga: Ditemukan Galaksi “Mata Banteng” dengan Cincin Terbanyak Dilansir dari Starwalk Space, sebetulnya hujan meteor Alpha Centaurids aktif mulai 28 Januari hingga 21 Februari 2025. Sementara, menurut Organisasi Meteor Internasional atau International Meteorological Organization (IMO), fenomena ini berlangsung mulai 3 hingga 20 Februari 2025. Meski rentang waktunya cukup lama, tetapi hujan meteor ini akan tampak memukau saat mencapai puncak.
Hujan meteor Alpha Centaurids Direktur Griya Antariksa, Mutoha Arkanuddin, menjelaskan hujan meteor Alpha Centaurids adalah fenomena tahunan dan merupakan hujan meteor yang satu-satunya terjadi pada Februari. Meteor Alpha Centaurids dikenal dengan gerakannya yang melesat cepat hingga 56 km/detik. Namun, ia termasuk dalam hujan meteor kategori minor atau memiliki intensitas rendah. “Kemungkinan hanya akan menghasilkan tiga hingga enam meteor saja setiap jamnya,” kata Mutoha, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (8/2/2025). Baca juga: Kisah Ann Hodges, Manusia Pertama yang Ditabrak Meteorit Saat Tidur Fenomena ini pertama kali teramati pada tahun 1969, tetapi belum diketahui dari mana asal usulnya. Namun, Alpha Centaurids disebut berasal dari rasi bintang terbesar kesembilan di langit, yaitu Centaurus. Rasi bintang juga dikenal sebagai tempat Alpha Centaurids, yaitu sistem bintang yang terdiri dari tiga bintang dan merupakan yang terdekat dengan tata surya. Sistem bintang Alpha Centauri hanya berjarak sekitar 4,2 hingga 4,4 tahun cahaya dari Bumi.
Waktu terbaik mengamati hujan meteor Alpha Centaurids Mutoha mengatakan, hujan meteor ini dapat diamati di langit belahan Bumi Selatan. “Pengamat di belahan Bumi Selatan lebih beruntung melihat hujan meteor Alpha Centaurids karena radian asal meteor ini dari arah Rasi Centaurus di Langit Selatan dekat Rasi Crux, si bintang salib atau layang-layang,” jelasnya. Dia merekomendasikan untuk mengamati fenomena ini pada 9 Februari malam setelah pukul 02.00 dini hari saat Bulan sudah terbenam.
Pasalnya, cahaya Bulan yang kini sedang menjelang Purnama, keberadaan awan dan potensi hujan dapat mengganggu pengamatan. “Tapi tidak ada salahnya kita coba lakukan pengamatan meteor. Andaikan yang muncul adalah fireball atau boloids, ia akan tampak cahayanya walaupun mendung atau hujan,” papar Mutoha. Senada, Thomas juga menyarankan untuk mengamati hujan meteor Alpha Centaurids di langit selatan setelah tengah malam.
“Bisa mulai tengah malam sampai subuh. Pilih waktu yang memungkinkan untuk mengamati,” ujarnya. Namun, lanjutnya, fenomena ini hanya bisa teramati jika cuaca cerah dan jauh dari polusi cahaya, serta medan pandang ke arah langit selatan tidak terhalang bangunan atau pohon. Cara mengamati hujan meteor Alpha Centaurids Dilansir dari Orbital Today, berikut beberapa tips untuk menyaksikan hujan meteor ini: Cari lokasi yang gelap dan hindari daerah yang banyak pencahayaan seperti kota, taman atau tempat apapun yang diterangi cahaya buatan Berikan mata waktu untuk beradaptasi dengan menyesuaikan mata Anda dengan gelapnya malam setidaknya selama 20-30 menit untuk melihat meteor dengan jelas Jangan terlalu fokus hanya pada satu titik, karena meteor bisa muncul di seluruh langit Hujan meteor kadang tidak muncul dengan cepat, sehingga harus bersabar.
Redaksi: Chella Defa Anjelina, Resa Eka Ayu Sartika