Minggu, 8 September adalah puncak kecemerlangan planet Saturnus dilihat dari Bumi. Saturnus akan mencapai oposisi yaitu planet bercincin itu dan Matahari berada tepat di seberang satu sama lain di langit. Tepat setelah tengah malam Minggu nanti, Saturnus akan tampak paling besar dan paling terang di langit malam. Ini karena Bumi akan diposisikan tepat di antara Saturnus dan matahari, menawarkan pemandangan yang spektakuler bagi para pengamat bintang — dan kesempatan untuk melihat sekilas cincin planet tersebut sebelum berubah menjadi tepi dan “menghilang” dari pandangan.
Menyambut event tersebut Griya Antariksa mengadakan pengamatan open publik dengan beberapa teleskop yang terpasang diantaranya Vixen VMC 200 dengan mounting Sphinx SXW, Meade LX50 dan beberapa teleskop manual. Hampir 50 lebih pengunjung nampak memadati lantai 4 dan lantai 3 anjungan GA malam itu. Nampak mereka dengan antusian dan penuh ketakjuban menyaksikan planet Saturnus melalui teleskop-teleskop tersebut. Beberapa diantara sesekali berteriak wow.. karena baru pertama kali mereka bisa melihat secara langsung bentuk planet tersebut.
Kegiatan pengamatan terpaksa berhenti ebih awal dikarena mendung yang terus menutupi langit di atas anjungan pengamatan observatorium. Namun demikian pengunjung tidak segera meninggalkan tempat karena ada sesi tambahan yaitu pengenalan dan pelatihan penggunaan teleskop yang disampaikan oleh direktur GA bapak Mutoha Arkanuddin.