Selama beberapa hari terakhir ini, Komet terang Tsuchinshan-ATLAS (C/2023 A3) menjadi topik perbincangan di media baik dari kalangan dalam maupun luar negeri. Komet ini secara kebetulan memang menghiasai langit Indonesia di pagi hari dari minggu akhir September hingga minggu awal Oktober 2024. Tak ayal lagi para pemburu komet Indonesia pun tidak ketinggalan termasuk tim pemburu komet Griya Antariksa. Mereka sejak Jumat malam 27 September hingga beberapa hari berikutnya berusaha ikut memburu keberadan komet ini. Bersyukur langit Jogja pagi ini cerah, sehingga walaupun berada di tempat dengan tingkat polusi udara dan cahaya yang tinggi alhamdulillah berkesempatan mendapatkan foto komet yang sedang menjadi incaran para astro lover ini. Berikut beberapa bidikan komet pagi ini dari Griya Antariksa yang saya ambil denga kamera DSLR, teleskop dan smart telescope. Munculnya sabit tua akhir Rabiul Awwal ikut mempercantik langit pagi itu. Mungkin kurang maksimal karena persiapan serba cepat berlomba dengan kantuk dan munculnya cahaya Matahari.
Seperti kita ketahui Komet Tsuchinshan-ATLAS atau (C/2023 A3) adalah salah satu komet pendatang dari batas Tata Surya kita yang dikenal sebagai Awan Oort. Komet ini ditemukan pertama kali oleh tim dari Observatorium Tsuchinshan di Cina dan Teleskop Robotik ATLAS di Afrika Selatan pada periode Januari-Februari 2023. Tsuchinsan termasuk komet berperiode panjang, artinya setelah kemunculannya tahun ini ia akan baru muncul kembali setelah jutaan tahun yang akan datang.
Komet TsuChinshan merupakan komet paling terang yang bisa terlihat di langit tahun 2024 ini. Menurut perhitungan para astronom komet dengan kode C/2023 A3 ini akan mulai terlihat terang pada minggu akhir bulan September sampai minggu pertama di bulan Oktober ini. Puncak paling terang komet akan terjadi nanti pada tanggal 2 Oktober 2024 dengan kecerahan yang diperkirakan menandingi planet Venus. Saking terangnya komet ini kemungkinan bisa terlihat dengan mata telanjang. Di Indonesia keumunculan komet ini sudah disambut oleh banyak astronom tertama dari kalangan amatir. Di Kupang, Ponorogo, Mojokerto dan Yogyakarta komet ini berhasil diabadikan. Ia sudah mulai bisa kita lihat di Langit Timur pagi hari pada minggu-minggu.
Di kawasan Indonesia komet akan bisa kita saksikan dengan cahaya yang semakin terang setiap harinya. Pandanglah ke arah Langit Timur setelah adzan Subuh ia akan nampak seperti titik terang terbungkus kapas yang sangat tipis dengan ekor yang menjurai ke atas. Teleskop atau binokuler adalah pilihan yang paling tepat untuk menyaksikan komet ini. Pasang aplikasi planetarium di gadged anda seperti Stellarium atau Starwalk untuk mencari di mana posisi komet berada. Gunakan kamera DSLR atau kamera pro di ponsel anda untuk memotretnya. Gunakan tripod setel kamera pada ISO 800-1600 dengan bukaan rana maksimal dan speed antara 10-30 detik untuk bisa mendapatkan komet ini. Jadi, tunggu apa lagi segera siapkan alat perang dan jadwalkan perburuan anda mencari komet “Sincan” ini.